بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
"Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan ‘Isa!”. (QS An-Nisa’: 157)”.
1. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, dari Ahmad bin Sinan, dari Abu Muawiyah, dari Minhal bin Amru, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa sebelum Allah mengangkat Nabi Isa ‘Alaihissalam ke langit, Nabi Isa -‘alaihissalam- mengumpulkan para shahabatnya (Kedua belas murid Nabi ‘Isa). Di dalam rumah itu terdapat 12 orang shahabat Nabi Isa ‘alaihissalam yakni: Petrus, Yakobus bin Zebedeus, Yohanes, Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Thomas, Yokobus bin Alfeus, Tadeus, Simon, dan Yudas Iskariot. Nabi Isa ‘alaihissalam kemudian keluar dari salah satu ruangan dengan kepala masih basah hingga meneteskan air.
Ia berkata: “Sesungguhnya di antara kalian berdua belas, ada satu orang yang kafir kepadaku padahal sebelumnya ia beriman. Siapakah di antara kalian yang mau dimiripkan wajahnya denganku, dan menggantikan posisiku untuk dibunuh oleh mereka, namun ia akan bersamaku nanti di surga?”.
Lalu berdirilah salah seorang dari mereka yang paling muda. Lalu Nabi ‘Isa Almasih (Yesus) ‘alaihissalam berkata: “Duduklah!”.
Kemudian Nabi Isa Al-Masih ‘alaihissalam bertanya kembali seperti tadi, dan berdirilah seorang pemuda yang lain. Nabi Isa ‘alaihissalam pun menyuruhnya duduk. Kemudian ia bertanya lagi, dan salah seorang pemuda yang lain kemudian berdiri.
Pemuda tersebut berkata: “Akulah orangnya.”
Nabi Isa ‘alaihissalam- menjawab: “Ya, memang kamulah orangnya.”
Kemudian pemuda tersebut dimiripkan wajahnya dengan wajah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, dan setelah itu Nabi Isa ‘alaihissalam, diangkat ke langit dari ventilasi rumah itu.
Datanglah orang-orang Yahudi yang ingin membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu mereka menangkap orang yang wajahnya sudah dimiripkan dengan wajah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, kemudian membunuh dan menyalibnya. Sebagian dari 12 shahabat Nabi Isa ‘alaihissalam menjadi kafir. Mereka terbagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama, disebut Ya’qubiah, yang berkata: “Selama ini tuhan bersama kita, namun kemudian dia naik ke langit.”
Kelompok ke dua, disebut Nasthuriyah, yang berkata: “Selama ini anak tuhan bersama kita, namun kemudian Allah mengangkatnya ke langit.”
Kelompok ke tiga mengatakan: “Selama ini kita bersama hamba Allah yang diutus sebagai rasul, lalu Allah mengangkatnya ke langit.”
Dua kelompok awal tersebut kemudian memerangi kelompok ke tiga, dan membunuh semua pengikutnya. Sejak itulah tidak ada lagi yang mengatakan bahwa Nabi Isa -‘alaihissalam- adalah hamba Allah dan rasul-Nya, hingga akhirnya Allah mengutus Nabi Muhammad -Shallallaahu ‘alaihi wasallam-.
2. Sebelum Nabi ‘Isa ‘alaihissalam diangkat oleh Allah ke langit, ia sedang bersama 12 shahabatnya (12 muridnya) di suatu rumah: Petrus; Yakobus bin Zebedeus; Yohanes; Andreas; Filipus; Bartolomeus; Matius; Thomas; Yokobus bin Alfeus; Tadeus; Simon; dan Yudas Iskariot. Nama terakhir inilah yang kemudian memberi petunjuk pada orang-orang Yahudi tentang keberadaan Nabi Isa ‘alaihissalam.
Ibnu Ishaq mengatakan: “Di antara 12 orang itu, terdapat satu orang lagi yang bernama Sargas, ia disembunyikan oleh orang-orang Nasrani (Kristen). Orang inilah yang kemudian wajahnya dimiripkan dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam- dan disalib. Namun sebagian kaum Nasrani mengira bahwa yang disalib menggantikan Al Masih yang wajahnya telah dimiripkan dengan wajahnya adalah Yahudza Iskariyt (Yudas Iskariot)”.Adh-Dhahhak meriwayatkan, dari Ibnu Abbas, bahwa sebelum Nabi ‘Isa Almasih (Yesus Kristus) ‘Alaihissalam diangkat ke langit, ia menunjuk Simon sebagai penggantinya. Lalu orang-orang Yahudi membunuh Yudas yang wajahnya telah dimiripkan dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam.
3. Ahmad bin Marwan meriwayatkan, dari Muhammad bin Al-Jahm, dari Al-Farra, ketika menafsirkan firman Allah: “Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”, mengatakan:
“Nabi Isa -‘alaihissalam- sudah lama tidak bertemu bibinya, dan kemudian ia memutuskan untuk menemuinya. Lalu datanglah seorang Yahudi ke rumah tersebut tanpa sengaja. Ketika ia mengetahui bahwa Nabi Isa -‘alaihissalam- berada di rumah tersebut, ia langsung memberitahu orang-orang Yahudi lain. Berkumpullah orang-orang Yahudi di rumah tersebut, lalu mereka mengutus orang Yahudi yang melaporkan keberadaan Nabi Isa -‘alaihissalam- tadi untuk masuk ke rumah tersebut.
Orang itu mendobrak pintu rumah dan masuk dengan pedang terhunus. Namun Allah menutup mata orang itu sehingga ia tidak dapat melihat Nabi Isa ‘alaihissalam. Orang itu keluar dan memberitahu yang lain bahwa ia tidak menemukan Nabi Isa ‘alaihissalam. Namun orang-orang Yahudi itu kemudian berkata: “Kamulah ‘Isa”.
Ternyata wajah si pelapor tersebut telah diubah oleh Allah menjadi sama dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam. Orang-orang Yahudi pun menangkapnya, membunuhnya, dan menyalibnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan ‘Isa!”. (QS An-Nisa’: 157)”.
[4]Ibnu Jarir meriwayatkan, dari Ibnu Humaid, dari Ya’qub Al-Qummi, dari Harun bin Antarah, dari Wahab bin Munabbih, ia mengatakan:
Nabi Isa -‘alaihissalam- pergi ke sebuah rumah bersama 17 shahabatnya dari kaum Hawariyyun, lalu orang-orang Yahudi mengepung mereka di rumah itu. Ketika mereka berhasil memasukinya, Allah telah menyerupakan wajah shahabat-shahabat Nabi ‘Isa -‘alaihissalam- dengan wajahnya.
Orang-orang Yahudi itu berkata: “Kalian telah menyihir kami. Kalau ‘Isa tidak mau menyerahkan diri, kalian semua akan kami bunuh.”
Lalu Nabi ‘Isa -‘alaihissalam- berkata pada para shahabatnya: “Siapakah di antara kalian yang ingin menukarkan nyawanya dengan surga?”
Lalu salah seorang menunjuk jari: “Aku saja.”
Orang itu pun mengaku sebagai Nabi ‘Isa ‘alaihissalam di hadapan orang-orang Yahudi. Mereka kamudian menangkapnya, membunuhnya, dan menyalibnya. Mereka mengira telah membunuh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yang asli, dan orang Nasrani pun percaya bahwa yang dibunuh tersebut adalah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Padahal pada hari itu Nabi ‘Isa ‘alaihissalam diangkat oleh Allah ke langit.
Sumber :
“Nabi Isa -‘alaihissalam- sudah lama tidak bertemu bibinya, dan kemudian ia memutuskan untuk menemuinya. Lalu datanglah seorang Yahudi ke rumah tersebut tanpa sengaja. Ketika ia mengetahui bahwa Nabi Isa -‘alaihissalam- berada di rumah tersebut, ia langsung memberitahu orang-orang Yahudi lain. Berkumpullah orang-orang Yahudi di rumah tersebut, lalu mereka mengutus orang Yahudi yang melaporkan keberadaan Nabi Isa -‘alaihissalam- tadi untuk masuk ke rumah tersebut.
Orang itu mendobrak pintu rumah dan masuk dengan pedang terhunus. Namun Allah menutup mata orang itu sehingga ia tidak dapat melihat Nabi Isa ‘alaihissalam. Orang itu keluar dan memberitahu yang lain bahwa ia tidak menemukan Nabi Isa ‘alaihissalam. Namun orang-orang Yahudi itu kemudian berkata: “Kamulah ‘Isa”.
Ternyata wajah si pelapor tersebut telah diubah oleh Allah menjadi sama dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam. Orang-orang Yahudi pun menangkapnya, membunuhnya, dan menyalibnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan ‘Isa!”. (QS An-Nisa’: 157)”.
[4]Ibnu Jarir meriwayatkan, dari Ibnu Humaid, dari Ya’qub Al-Qummi, dari Harun bin Antarah, dari Wahab bin Munabbih, ia mengatakan:
Nabi Isa -‘alaihissalam- pergi ke sebuah rumah bersama 17 shahabatnya dari kaum Hawariyyun, lalu orang-orang Yahudi mengepung mereka di rumah itu. Ketika mereka berhasil memasukinya, Allah telah menyerupakan wajah shahabat-shahabat Nabi ‘Isa -‘alaihissalam- dengan wajahnya.
Orang-orang Yahudi itu berkata: “Kalian telah menyihir kami. Kalau ‘Isa tidak mau menyerahkan diri, kalian semua akan kami bunuh.”
Lalu Nabi ‘Isa -‘alaihissalam- berkata pada para shahabatnya: “Siapakah di antara kalian yang ingin menukarkan nyawanya dengan surga?”
Lalu salah seorang menunjuk jari: “Aku saja.”
Orang itu pun mengaku sebagai Nabi ‘Isa ‘alaihissalam di hadapan orang-orang Yahudi. Mereka kamudian menangkapnya, membunuhnya, dan menyalibnya. Mereka mengira telah membunuh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yang asli, dan orang Nasrani pun percaya bahwa yang dibunuh tersebut adalah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Padahal pada hari itu Nabi ‘Isa ‘alaihissalam diangkat oleh Allah ke langit.
Sumber :
Buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir.