Matius 27:5 mengatakan bahwa Yudas “menggantung diri”; Kisah Para Rasul 1:18 mengatakan bahwa Yudas “jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah keluar.”
Menanggapi perbedaan tentang kematian Yudas ini, Josh Mc Dowell dan Don Stewart dalam Jawaban Bagi Pertanyaan Orang yang Belum Percaya, 1994, p. 100, menjelaskan sebagai berikut:
Matius tidak mengatakan bahwa Yudas tidak jatuh, dan Petrus juga tidak mengatakan bahwa Yudas tidak menggantung dirinya. Ini bukanlah soal di mana yang seorang mengatakan sesuatu “hitam” dan yang lain menyebutnya “putih”. Kedua kisah itu bisa saja sama-sama benar dan saling melengkapi.
Bila direkonstruksi, mungkin sekali kejadiannya sebagai berikut: Yudas menggantung diri pada sebuah pohon di tepi tebing yang curam dengan pemandangan ke bawah ke lembah Hinom. Setelah beberapa waktu, cabang pohon itu patah atau tali pengikatnya putus dan Yudas jatuh ke bawah, sehingga tubuhnya terkoyak-koyak.
Dengan argumentasi yang sama, D. James Kennedy, dalam Mengungkap Misteri-Misteri Dalam Alkitab, 2003, p. 117, menulis sebagai berikut :
Menurut kisah tradisional, Yudas menggantung diri dari salah satu pohon-pohon yang tumbuh di tepi jurang itu. Mungkin sekali ia harus memanjat salah satu dahan dari pohon yang menjorok ke arah jurang, lalu menjatuhkan badannya ke bawah dengan tali terikat di lehernya – dan kemudian beban tubuhnya serta daya jatuhnya yang kuat membuatnya terpelanting jauh ke dasar jurang yang curam itu. Jadi sama sekali tidak sukar membayangkan bagaimana seorang pria dapat menggantung diri dan sekaligus “perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah keluar,” seperti yang tertulis dalam ayat Alkitab.
Kalau kita tidak cermat membaca penjelasan ketiga penulis itu, maka kita akan menerima begitu saja penjelasan mereka, karena selintas terkesan benar dan dapat diterima nalar. Tetapi bila kita membaca dengan membayangkan yang terjadi, berfikir secara empirik, ternyata argumentasi mereka itu tidak sesuai sama sekali dengan fakta.Yudas menggantung diri. Tidak ada yang menyaksikan peristiwa “menggantung diri” itu. Tidak ada yang melihat Yudas memanjat pohon, mengikat lehernya dengan tali, dan kemudian mengikatkan tali itu ke pohon. Tidak ada yang melihat Yudas menjatuhkan badannya ke bawah. Dan perlu dicermati argumentasi D. James Kennedy yang mengatakan “dan kemudian beban tubuhnya serta daya jatuhnya yang kuat membuatnya terpelanting jatuh”. Kalau argumentasi ini benar, berarti tubuh Yudas langsung saat itu juga jatuh ke dasar jurang. Dan, karena itu tentu tidak ada kisah tentang “Yudas menggantung diri”; karena mayat Yudas berada di dasar jurang.Tetapi kenyataannya lain. Tubuh Yudas tidak langsung jatuh, masih tergantung. Saksi mata melaporkan melihat tubuh Yudas tergantung di pohon dalam keadaan sudah mati.
Di tahap inilah kita harus teliti dan kritis dalam membaca. Mungkinkah saksi mata itu meninggalkan mayat Yudas tergantung di pohon, yang kemudian setelah ditinggal begitu saja baru jatuh? Jawabannya adalah tidak mungkin. Saksi mata itu pasti menurunkan mayat Yudas dan menyelenggarakan pemakamannya. Jadi, tidak mungkin mayat/tubuh Yudas terjatuh ke dalam jurang seperti yang diteorikan oleh ketiga penulis di atas. Untuk mempermudah pemahaman kisah matinya Yudas ini, lihat gambar Yudas tergantung di pohon. Kesimpulan yang sulit dibantah ialah memang terdapat kontradiksi antara Matius 27:5 dengan Kisah Para Rasul 1:18. Yang menjadi pertanyaan penting saat ini ialah mengapa terdapat kontradiksi di dalam Alkitab atau Kitab Suci yang dianggap adalah Firman Allah, yang penulisannya dibimbing oleh Allah, dan pengarangnya adalah Allah sendiri?
Anda tentu ingin tahu mengapa terdapat kontradiksi demikian, bukan? Bacalah Kematian Yudas (tulisan kedua) berikut. Tetapi jangan kaget, karena jawabannya sangat di luar perkiraan nalar sama sekali. Akal sehat akan berkata tidak mungkin hal demikian dimuat di dalam kitab suci. Namun demikianlah kenyataannya.
Selamat membaca.
Menanggapi perbedaan tentang kematian Yudas ini, Josh Mc Dowell dan Don Stewart dalam Jawaban Bagi Pertanyaan Orang yang Belum Percaya, 1994, p. 100, menjelaskan sebagai berikut:
Matius tidak mengatakan bahwa Yudas tidak jatuh, dan Petrus juga tidak mengatakan bahwa Yudas tidak menggantung dirinya. Ini bukanlah soal di mana yang seorang mengatakan sesuatu “hitam” dan yang lain menyebutnya “putih”. Kedua kisah itu bisa saja sama-sama benar dan saling melengkapi.
Bila direkonstruksi, mungkin sekali kejadiannya sebagai berikut: Yudas menggantung diri pada sebuah pohon di tepi tebing yang curam dengan pemandangan ke bawah ke lembah Hinom. Setelah beberapa waktu, cabang pohon itu patah atau tali pengikatnya putus dan Yudas jatuh ke bawah, sehingga tubuhnya terkoyak-koyak.
Dengan argumentasi yang sama, D. James Kennedy, dalam Mengungkap Misteri-Misteri Dalam Alkitab, 2003, p. 117, menulis sebagai berikut :
Menurut kisah tradisional, Yudas menggantung diri dari salah satu pohon-pohon yang tumbuh di tepi jurang itu. Mungkin sekali ia harus memanjat salah satu dahan dari pohon yang menjorok ke arah jurang, lalu menjatuhkan badannya ke bawah dengan tali terikat di lehernya – dan kemudian beban tubuhnya serta daya jatuhnya yang kuat membuatnya terpelanting jauh ke dasar jurang yang curam itu. Jadi sama sekali tidak sukar membayangkan bagaimana seorang pria dapat menggantung diri dan sekaligus “perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah keluar,” seperti yang tertulis dalam ayat Alkitab.
Kalau kita tidak cermat membaca penjelasan ketiga penulis itu, maka kita akan menerima begitu saja penjelasan mereka, karena selintas terkesan benar dan dapat diterima nalar. Tetapi bila kita membaca dengan membayangkan yang terjadi, berfikir secara empirik, ternyata argumentasi mereka itu tidak sesuai sama sekali dengan fakta.Yudas menggantung diri. Tidak ada yang menyaksikan peristiwa “menggantung diri” itu. Tidak ada yang melihat Yudas memanjat pohon, mengikat lehernya dengan tali, dan kemudian mengikatkan tali itu ke pohon. Tidak ada yang melihat Yudas menjatuhkan badannya ke bawah. Dan perlu dicermati argumentasi D. James Kennedy yang mengatakan “dan kemudian beban tubuhnya serta daya jatuhnya yang kuat membuatnya terpelanting jatuh”. Kalau argumentasi ini benar, berarti tubuh Yudas langsung saat itu juga jatuh ke dasar jurang. Dan, karena itu tentu tidak ada kisah tentang “Yudas menggantung diri”; karena mayat Yudas berada di dasar jurang.Tetapi kenyataannya lain. Tubuh Yudas tidak langsung jatuh, masih tergantung. Saksi mata melaporkan melihat tubuh Yudas tergantung di pohon dalam keadaan sudah mati.
Di tahap inilah kita harus teliti dan kritis dalam membaca. Mungkinkah saksi mata itu meninggalkan mayat Yudas tergantung di pohon, yang kemudian setelah ditinggal begitu saja baru jatuh? Jawabannya adalah tidak mungkin. Saksi mata itu pasti menurunkan mayat Yudas dan menyelenggarakan pemakamannya. Jadi, tidak mungkin mayat/tubuh Yudas terjatuh ke dalam jurang seperti yang diteorikan oleh ketiga penulis di atas. Untuk mempermudah pemahaman kisah matinya Yudas ini, lihat gambar Yudas tergantung di pohon. Kesimpulan yang sulit dibantah ialah memang terdapat kontradiksi antara Matius 27:5 dengan Kisah Para Rasul 1:18. Yang menjadi pertanyaan penting saat ini ialah mengapa terdapat kontradiksi di dalam Alkitab atau Kitab Suci yang dianggap adalah Firman Allah, yang penulisannya dibimbing oleh Allah, dan pengarangnya adalah Allah sendiri?
Anda tentu ingin tahu mengapa terdapat kontradiksi demikian, bukan? Bacalah Kematian Yudas (tulisan kedua) berikut. Tetapi jangan kaget, karena jawabannya sangat di luar perkiraan nalar sama sekali. Akal sehat akan berkata tidak mungkin hal demikian dimuat di dalam kitab suci. Namun demikianlah kenyataannya.
Selamat membaca.