"Yang penting jilbabi dulu hatimu, baru kepalamu!"
Pernahkah ananda memperoleh tanggapan seperti di atas ketika berusaha menjaga dan mempertahankan aqidah ananda?
Polemik ini yang sering mendera ummat akhir-akhir ini. Banyak
rong-rongan dari dalam yang berusaha mengajak ummat untuk menyerempet
pada hal-hal yang dimakruhkan, kemudian yang haram.
Fanatik seperti apakah yang mereka maksud? Saya rasa setiap ummat beragama harus menjalankan agamanya secara fanatik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan fanatik sebagai: "teramat
kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap ajaran (politik, agama, dsb)"
Lalu, pertanyaannya sekarang, tak bolehkah kita fanatik pada keyakinan
yang kita anut? Sementara Allah menyuruh kita untuk masuk Islam secara
kaffah dan bukan setengah-setengah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌHai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan (Secara Kâffah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(Al-Baqarah:208)
Memeluk dan mengamalkan Islam secara
kaffah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus dilaksanakan
oleh setiap mukmin, siapapun dia, di manapun dia, apapun profesinya, di
mana pun dia tinggal, di zaman kapan pun dia hidup, baik dalam sekup
besar ataupun kecil, baik pribadi atau pun masyarakat, semua masuk dalam
perintah ini.
Keadaan negeri kita hari ini sudah cukup carut
marut. Pemurtadan dimana-mana, gerakan JIL dan antek-anteknya sudah
semakin marak, komunisme seolah menjadi hal yang wajar.
Salahkah
apabila saat ini ummat bersikap fanatik terhadap jalan lurus yang
menyelamatkannya di akhirat kelak? Jangan gentar! Allah telah berjanji,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِخَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ(55)[النور/55]“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur : 55]
Wallahu walliy at taufiq.
Irena Handono