Ada yang sengaja dicampur baurkan, ada yang bercampur karena desakan, ada yang bercampur karena pergaulan, ada yang bercampur karena hidup berdampingan.
Salah satu kitab Sam Kaw tahun 1936 |
Di Cina tumbuh agama Sam Kaw, menyatukan ajaran Kong Hu Cu, Lao Cu (Lao Tse), dan Buddha. Di Jawa tumbuh ajaran Kejawen dan Sunda wiwitan, campuran Animisme, Hindu, Sufi, Buddha, Yang dengan gaya sendiri.
Penganut salah satu aliran kejawen tengah beribadah di Candi Ceto |
Di Persia lahir aliran Zandakar yang mengembangkan kembali ajaran Zenda dengan menyatukan ajaran Majusi dan Islam, di antara perpecahannya dinamakan Qoromithoh (Qarmatians).
Logo Singa Syiah Ismailiyyah, karena Qoromithoh merupakan Syiah Ismailiyah |
Di dalam Islam menyatukan ajaran haq dan batil itu terlarang keras.
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala,
“Dan janganlah kamu asimilasikan haq dan batil , dan kamu sembunyikan yang haq, padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqoroh: 42)
Sabda Rosululloh shalallohu ‘alayhi wassalam,
“Segala bid’ah (tambahan-tambahan yang dibuat dalam agama) itu sesat dan semua yang sesat itu di neraka.” (HSR. Muslim)
Bersabda Rosululloh shalallohu ‘alayhi wassalam,
“Barangsiapa meniru (tasyabuh) cara suatu kaum, iapun termasuk kaum itu” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Bersabda Rosululloh shalallohu ‘alayhi wassalam,
“Alloh menghijab taubat daripada tiap-tiap ahli bid’ah sehingga ia tinggalkan bid’ahnya.” (HR. Thobroni)
Bersabda Rosululloh shalallohu ‘alayhi wassalam,
“Tiadaklah mengada-adakan suatu kaum akan suatu bid’ah, maka diangkatlah semisalnya itu daripada Sunnah (dicabut), maka berpegang dengan sunnah itu jauh lebih baik daripada mengadakan bid’ah.” (HR. Ahmad)
Dari Ibn Abbas radhiallohu ‘anhuma, sungguhnya Nabi shalallohu ‘alayhi wassalam telah bersabda,
“Sesungguhnya manusia yang lebih membangkitkan kemurkaan Alloh itu ada tiga perkara,’Bersengaja dalam haram, mengharap berlaku “Sunnah Jahiliyyah” dalam Islam, dan seorang tukan pencari darah sesorang dengan tiada sebenarmya untuk mengeluarkan darahnya itu (membunuh tanpa haq).” (HR. Bukhori)
Maka segala bid’ah yang berupa bid’ah dalam i’tiqod (keyakinan) dan perbuatan itu:
1. Merupakan sisa dari agama Thobi’i
2. Merupakan Bid’ah (benalu, parasit) agama Samawi yang terdahulu
3. Ciptaan baru, karena dianggap baik atau sengaja dimasukkan melalui hadits-hadits palsu, dsb.
Dalam istilah, segala sisa-sisa yang berasal dari ajaran dari agama Thabi’i dan sisa-sisa bid’ah agama samawi yang terdahulu dinamakan “Sunnah Jahiliyyah“
Sumber: Parasit Aqidah, Selintas Perkembangan dan Sisa-sisa Agama Kultur (Serta pengaruhnya terhadap umat Islam di Indonesia), A.D. El Marzdedeq, Dim. Av.
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala,
“Dan janganlah kamu asimilasikan haq dan batil , dan kamu sembunyikan yang haq, padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqoroh: 42)
Sabda Rosululloh shalallohu ‘alayhi wassalam,
“Segala bid’ah (tambahan-tambahan yang dibuat dalam agama) itu sesat dan semua yang sesat itu di neraka.” (HSR. Muslim)
Bersabda Rosululloh shalallohu ‘alayhi wassalam,
“Barangsiapa meniru (tasyabuh) cara suatu kaum, iapun termasuk kaum itu” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Bersabda Rosululloh shalallohu ‘alayhi wassalam,
“Alloh menghijab taubat daripada tiap-tiap ahli bid’ah sehingga ia tinggalkan bid’ahnya.” (HR. Thobroni)
Bersabda Rosululloh shalallohu ‘alayhi wassalam,
“Tiadaklah mengada-adakan suatu kaum akan suatu bid’ah, maka diangkatlah semisalnya itu daripada Sunnah (dicabut), maka berpegang dengan sunnah itu jauh lebih baik daripada mengadakan bid’ah.” (HR. Ahmad)
Dari Ibn Abbas radhiallohu ‘anhuma, sungguhnya Nabi shalallohu ‘alayhi wassalam telah bersabda,
“Sesungguhnya manusia yang lebih membangkitkan kemurkaan Alloh itu ada tiga perkara,’Bersengaja dalam haram, mengharap berlaku “Sunnah Jahiliyyah” dalam Islam, dan seorang tukan pencari darah sesorang dengan tiada sebenarmya untuk mengeluarkan darahnya itu (membunuh tanpa haq).” (HR. Bukhori)
Maka segala bid’ah yang berupa bid’ah dalam i’tiqod (keyakinan) dan perbuatan itu:
1. Merupakan sisa dari agama Thobi’i
2. Merupakan Bid’ah (benalu, parasit) agama Samawi yang terdahulu
3. Ciptaan baru, karena dianggap baik atau sengaja dimasukkan melalui hadits-hadits palsu, dsb.
Dalam istilah, segala sisa-sisa yang berasal dari ajaran dari agama Thabi’i dan sisa-sisa bid’ah agama samawi yang terdahulu dinamakan “Sunnah Jahiliyyah“
Sumber: Parasit Aqidah, Selintas Perkembangan dan Sisa-sisa Agama Kultur (Serta pengaruhnya terhadap umat Islam di Indonesia), A.D. El Marzdedeq, Dim. Av.