Ada sebuah tulisan yang menyatakan bahwa: “Tuhan Yesus Kristus menjadi pendiri agama Kristen dengan kitab Injilnya (Perjanjian Baru)”.
Kalau kita yang mengikuti pembahasan Kristology (ilmu yang
mempelajari tentang agama kristen) dari awal, tentunya kita paham bahwa
pendapat tersebut tidak tepat.
1. Pertama, sebagai pengamat kristologi tentu tidak
akan mau menyebut Yesus sebagai tuhan, apalagi melengkapi dengan sebutan
‘kristus’. Karena Yesus bukan tuhan. Dan sebutan ‘kristus’ adalah
sebutan pujaan tambahan yang ditempelkan oleh gereja. Tentu bagi muslim
menolak ini semua. Kalau kita menyebut ‘Yesus kristus’ dalam rangka
mengutip ucapan umat kristen itu wajar. Tapi kita tidak akan mau
ikut-ikutan mengakui Yesus sebagai kristus apalagi menambah-nambahi
dengan sebutan tuhan. Dia bukan tuhan. Dan itu sudah jelas bagi kita.
2. Kedua, ‘Yesus pendiri agama kristen’. Ini juga tidak
tepat. Yesus atau Jesus adalah nama hasil translasi. Dalam bahasa latin
mereka menyebutnya Iesus, dalam bahasa Yunani mereka menyebutnya
Iesous, dalam bahasa Aramaic/Ibrani mereka menyebutnya Yesua kemudian
menjadi Yehesua, Joshua dan dalam bahasa Arab yang memiliki kedekatan
dengan bahasa Ibrani disebut sebagai Isa. Yesus atau Isa as adalah
manusia biasa, seorang nabi yang mengemban risalah dari Allah SWT. Hal
ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Maaidah ayat 75.
“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya
telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat
benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami
menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami),
kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan
ayat-ayat Kami itu).”
Maksudnya ialah: bahwa Isa a.s. dan ibunya adalah manusia, yang
memerlukan apa yang diperlukan manusia, seperti makan, minum dan
sebagainya.
Yesus bukan pendiri agama kristen hal ini kita ketahui dari kajian
kristology yang telah kita ikuti. Justru Paulus lah adalah pendiri
pertama kristen.
Kisah Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu
satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah
murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Paulus membuat doktrin sesat dengan menyatakan Yesus adalah tuhan
serta mengangkat dirinya sebagai Rasul dari Yesus. Padahal orang ini
walau hidup sejaman dengan Yesus, tapi sama sekali tidak pernah bertemu
dengan Yesus, tidak pernah mendengar Yesus berbicara. Dan bahkan dia
dibayar oleh tentara Romawi sebagai ‘hit-man’ pembunuh bayaran yang
membunuh dan menyeret para pengikut Yesus ke meja pengadilan Romawi.
Paulus benar-benar telah merombak total ajaran-ajaran Yesus. Jika
nabi Isa as diutus Allah SWT untuk meluruskan kembali hukum-hukum taurat
yang telah diselewengkan oleh rabih-rahib Yahudi, maka Paulus justru
meniadakan hukum-hukum taurat.
- Roma 3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
- Roma 4:13 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.
- Roma 4:14 Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
- Roma 4:15 Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
- Roma 6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia
Jika ada yang penasaran dan bertanya, “Roma itu apa sih?”, Roma
adalah sebutan kitab kecil dalam kumpulan Kitab Perjanjian Baru. Bibel
terdiri atas dua kitab : Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Roma
sendiri adalah sebuah surat yang dikarang oleh Paulus, demikian
pembuktiannya :
Dalam pembukaan surat Roma, pasal 1 ayat 1 dikatakan demikian : “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.”
Nah, makin jelaslah. Roma adalah surat ciptaan Paulus yang dimasukkan
dalam Bibel dan oleh doktrin Gereja disebut Kitab Suci. Dan lebih jelas
lagi, Paulus menyatakan dirinya adalah ‘Rasul’. Ia mengaku mendapat
tugas memberitakan Injil Allah, tapi pada kenyataannya dia mengubah
total Injil yang dibawa oleh Yesus, dan menyesatkan ajaran Yesus.
Lebih lanjut tentang bagaimana penyesatan ajaran Paulus, saya membahasnya tuntas dalam tulisan “Siapa Paulus”.
3. Ketiga, Kitab Injil = Perjanjian Baru
Kembali lagi, jika pengamat Kristology, tentu tidak akan menyatakan demikian. Karena pengamat kristology tentu tahu, apa saja yang disebut ‘Injil’ dalam kitab Perjanjian Baru. Dan apa saja kitab-kitab yang tergabung dalam Perjanjian Baru.
Kembali lagi, jika pengamat Kristology, tentu tidak akan menyatakan demikian. Karena pengamat kristology tentu tahu, apa saja yang disebut ‘Injil’ dalam kitab Perjanjian Baru. Dan apa saja kitab-kitab yang tergabung dalam Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru terdiri atas 27 kitab. Empat kitab pertama disebut
Injil, yakni: Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes.
Apakah ada Injil Isa as atau Injil Yesus dalam Bibel/Alkitab? tidak
ada. Injil sebagaimana yang ada dalam Bibel, adalah rekam sejarah,
ucapan, sikap Yesus yang diterima oleh pengikutnya dan kemudian ditulis
beberapa waktu kemudian. Sehingga disebutlah Injil Matius, yang
maksudnya Injil yang diriwayatkan Matius, Injil Markus, dsb.
Sesungguhnya sebelum Konsili Nicea 325M, ada ratusan Injil yang lain.
Termasuk Injil Maria, Injil Philip yang ditemukan di Qumran, Nag Hamadi.
Namun injil-injil ini dilenyapkan oleh penguasa Romawi dan
dikategorikan apokripa oleh gereja, yang artinya tidak boleh dibaca.
Pembahasan tentang Injil ini ada dalam buku “Bibel Bukan Injil”, serial Kristology yang di tulis oleh Hj.Irena
Handono. Disana dibahas lengkap hingga kepada pengakuan-pengakuan tokoh
gereja dan ilmuwan kristen tentang penyimpangan, salah kutip, salah
terjemah yang terdapat dalam Bibel.
Nah, demikianlah. Jika kemudian ada tulisan yang menyatakan “Paulus
menjadi pendiri kedua agama Kristen sesudah Yesus Kristus”. Maka kita
sudah bisa menanggapi nya. Pendapat tersebut tidak benar, dan tidak
memiliki sandaran data sama sekali.